Politik Dan Strategi Nasional Rusia
Federasi Rusia atau Rusia adalah sebuah negara
berdaulat yang membentang dengan luas di sebelah timur Eropa dan utara Asia.
Dengan wilayah seluas 17.125.200 km², Rusia adalah negara terluas di dunia.
Wilayahnya mencakup seperdelapan luas daratan bumi, penduduknya menduduki
peringkat kesembilan terbanyak di dunia dengan jumlah sekitar 146 juta jiwa
(Maret 2016).
Sampai
tahun 1917 Rusia merupakan kerajaan/kekaisaran dengan seorang tsar sebagai
kepala negara. Selama masih merupakan kekaisaran, terutama pada masa Dinasti
Romanov, Rusia mengalami persinggungan politik dengan negara-negara Eropa, di
antaranya konflik dengan pemerintahan Perancis pimpinan Napoleon Bonaparte,
Krisis Balkan karena menginginkan pelabuhan yang bebas dari es di Eropa yang
dinamakan Politik Air Hangat, Penyatuan Pan Slavia serta sering mengalami
pertempuran dengan Turki Usmani (Ottoman) Turki dalam memperebutkan wilayah
Kaukasus dan Austria-Hungaria dalam Perang Dunia I. Akibat politik ini pula
terjadi pertempuran dengan Jepang dan intervensi terhadap Tiongkok. Masa
selanjutnya, politik Rusia dilebur dengan kepentingan Uni Soviet yang mengambil
sikap independen bahkan menentang ketika terjadi penggulingan kekuasaan Mikhail
Gorbachev oleh Gennady Yanayev menjelang keruntuhan Uni Soviet yang diprakarsai
Presiden Boris Yeltsin.
Pemerintahan
dipegang oleh presiden yang berpusat di Kremlin serta perdana menteri yang
bertanggung jawab terhaadap parlemen namun dengan peranan yang terbatas
dibandingkan dengan Presiden. Sejak pembangkangan Wakil Presiden Aleksander
Ruskoi dan ketua parlemen asal Chechnya, Ruslan Khasbulatov, lembaga wakil
presiden dihapus.
A. Hubungan Luar Negeri
Federasi
Rusia dalam hukum internasional dikenal sebagai negara penerus Uni Soviet. Rusia
melanjutkan implementasi komitmen internasional Uni Soviet dan mengambil alih
kursi permanen Soviet di Dewan Keamanan PBB, keanggotaan di organisasi
internasional lainnya, properti beserta utangnya. Rusia memiliki kebijakan luar
negeri yang dinamis. Hingga 2009, negara ini menjalin hubungan diplomatik
dengan 191 negara dan memiliki 144 kedutaan besar. Kebijakan luar negeri
ditentukan oleh Presiden dan dijalankan oleh Kementerian Luar Negeri Rusia.
Sebagai
penerus bekas negara superpower, status geopolitik Rusia sering diperdebatkan,
terutama dalam pandangan unipolar dan multipolar dalam sistem perpolitikan
global. Rusia umumnya diterima sebagai kekuatan besar, meskipun oleh beberapa
pemimpin dunia, scholars, komentator dan politisi sebagai negara yang potensial
menjadi superpower.
Sebagai
satu dari lima anggota permanen Dewan Keamanan PBB, Rusia memainkan peranan
penting dalam menjaga perdamaian dan keamanan dunia. Negara ini berpartisipasi
dalam Kuartet Timur Tengah dan Pembicaraan Enam Pihak dengan Korea Utara. Rusia
merupakan negara anggota G8, Dewan Eropa, OSCE, dan APEC. Rusia juga menjadi
pemeran utama di organisasi regional seperti CIS, EurAsEC, CSTO, dan SCO. Rusia
menjadi negara anggota ke-39 dari Dewan Eropa pada tahun 1996. Tahun 1998,
Rusia meratifikasi Konvensi Eropa tentang Hak Asasi Manusia. Dasar hukum untuk
hubungan Uni Eropa dengan Rusia adalah Perjanjian Kooperatif dan Kerjasama tahun
1997. Semenjak berakhirnya Uni Soviet, Rusia mengembangkan hubungan yang lebih
bersahabat dengan Amerika Serikat dan NATO. Dewan NATO-Rusia didirikan tahun
2002 sehingga Amerika Serikat, Rusia, dan 27 negara NATO lainnya dapat
bekerjasama di masa datang.
Rusia
menjalin hubungan yang kuat dan positf dengan negara BRIC lainnya. India adalah
konsumen militer Rusia terbesar dan kedua negara berbagi hubungan pertahanan
dan strategis ekstensif. Dalam beberapa tahun belakangan, negara ini juga
menjalin hubungan bilateral yang kuat dengan Tiongkok dengan menandatangani
Traktat Persahabatan dan membangun Jalur pipa minyak Trans-Siberia dan jalur
pipa gas dari Siberia ke Tiongkok.
B. Pembagian Administratif
Federasi Rusia terdiri dari 83 subjek federal, terdiri
dari :
- · 21 republik yang menikmati otonomi dalam skala besar dalam sebagian besar bidang serta dibagi sesuai etnis-etnis tertentu, otonomi secara nominal yang masing-masing memiliki konstitusi sendiri, presiden, dan parlemen. Republik diizinkan untuk menetepkan bahasa aslinya sendiri di samping bahasa Rusia, tetapi diwakili oleh pemerintah di hubungan internasional. Republik berarti rumah bagi minoritas etnis di Rusia.
- · 46 oblast (provinsi), merupakan jenis paling umum dari subjek federal dengan gubernur yang ditunjuk secara federal dan dipilih legislator secara local.
- · 10 krai (wilayah), 9 krai/ teritori: secara umum sama seperti oblast otonom, desain territorial adalah sejarah, aslinya diberikan kepada daerah paling luar dan akhir juga pada divisi administrative yang terdiri atas okrug otonom dan oblast otonom.
- · 3 okrug (distrik otonom), aslinya entitas otonom dengan oblast dan krai dibuat berdasarkan etnis minoritas, status mereka diangkat ke subjek federal pada tahun 1990 dengan pengecualian oblast otonom Chukotka, semua oblast otonom masih secara administratif menjadi bagian.
Ada
pula pembagian berdasarkan distrik federal (federalny
okrug), di mana Rusia dibagi menjadi delapan distrik federal. Distrik
federal ini adalah jenjang antara pemerintah subjek dan pemerintah federal.
Distrik ada 8, masing-masing diadministrasikan oleh seorang duta yang ditunjuk
oleh presiden Rusia. Tidak seperti subjek federal, distrik federal bukan
tingkat pemerintahan sub-nasional, tetapi tingkatan administrasi pemerintah federal.
Duta distrik federal menjalankan hubungan antara subjek federal dan pemerintah.
Bertanggung jawab mengawasi hubungan pemenuhan subjek federal dengan hukum
federal.
C. Keamanan Nasional
Dokumen
Keamanan Nasional Rusia ditandatangani pada 31 Desember 2015 oleh Presiden
Rusia Vladimir Putin serta dipublikasi dan disampaikan kepada lembaga-lembaga
terkait pada 2016 untuk diimplementasikan. Pada intinya, sebab revisi dokumen
strategis keamanan nasional Rusia, adalah perubahan substantif di bidang
keamanan, ekonomi dan sosial Rusia. Perang Dingin yang digulirkan Barat
terhadap Rusia serta konfrontasi NATO dengan Rusia di Eropa Timur, memicu
perubahan politik keamanan Rusia.
Dokumen itu terbagi menjadi enam bagian pokok :
- Bagian pertama terkait prospek makro yang menjelaskan rencana dan pandangan secara komprehensif dunia.
- Pada bagian kedua, yang menjadi pokok perhatian adalah kondisi Rusia dan dunia modern mempertimbangkan kondisi yang bergulir dan juga proses transformasi.
- Bagian ketiga membahas soal kepentingan nasional federasi Rusia dan prioritas strategis negara ini yang terjadi perubahan secara fundamental di dalamnya.
- Bagian keempat dijelaskan soal pengokohan dan penguatan keamanan nasional Rusia serta mekanisme realisasinya.
- Bagian kelima dibahas pondasi intelijen, hukum dan struktural dalam realisasi strategis yang diacu.
- Pada bagian terakhir, ditetapkan indeks pokok untuk menjadi parameter kondisi keamanan Rusia.
Masalah
penting lainnya dalam dokumen keamanan baru nasional Rusia, adalah gerakan
federasi Rusia dari sebuah kekuatan regional menjadi kekuatan global yang
memiliki kemampuan nuklir untuk mendukung stabilitas strategis dan strategi
win-win di dunia multipolar. Pada hakikatnya, kerangka utama dalam dokumen
strategis baru Rusia adalah perubahan Rusia menjadi sebuah kekuatan global
berdasarkan prinsip politik win-win. Meski memandang NATO dan Amerika Serikat
sebagai musuh terbesarnya, akan tetapi Rusia tidak berniat berkonfrontasi
dengan Barat.
D. Strategi Keamanan Nasional Rusia
1.
“Revolusi Warna”
dan Korupsi
Menurut dokumen itu, yang bisa terlibat dalam kegiatan
Revolusi Warna adalah kelompok-kelompok sosial radikal yang menggunakan
ideologi ekstremis agama, kelompok LSM asing dan internasional, warga negara
Rusia yang bekerja untuk merusak integritas teritorial Rusia dan mengguncang
proses politik di Moskow. Kegiatan intelijen asing, organisasi teroris dan
ekstremis, dan kelompok-kelompok kriminal juga diklasifikasikan sebagai
ancaman.
2.
Senjata Biologi AS
Dokumen yang diteken Putin, menyatakan Amerika Serikat
(AS) membangun jaringan laboratorium untuk senjata biologi militer di
negara-negara tetangga Rusia. Hal itu menjadi ancaman potensial bagi keamanan
nasional Rusia. Rusia juga menyoroti meningkatnya jumlah negara-negara pemilik
senjata nuklir dan senjata kimia. ”Jaringan laboratorium biologi militer AS
berkembang di wilayah negara-negara tetangga Rusia,” bunyi dokumen tersebut. ”Kebijakan
luar negeri dan dalam negeri Rusia yang independen telah bertemu dengan
penetralan oleh AS dan sekutunya, yang berusaha untuk mempertahankan
dominasinya dalam urusan dunia,” lanjut dokumen Strategi Keamanan Nasional
Rusia 2016.
3.
Ekspansi NATO
NATO telah melakukan ekspansi militer ke arah
perbatasan Rusia. Sepak terjang NATO ini juga jadi poin ancaman bagi keamanan
Rusia. Moskow mencatat proses militerisasi yang dibangun di daerah tetangga
Rusia.”Prinsip-prinsip keamanan yang sama dan tak terpisahkan sedang dihormati
di wilayah Euro-Atlantik, Eurasia dan Asia-Pasifik,” sambung dokumen Rusia itu.
Meskipun demikian, Rusia masih tertarik berdialog yang adil dan membangun
hubungan baik dengan NATO, AS dan Uni Eropa. ”Di bawah kemitraan ini, sangat
penting untuk meningkatkan mekanisme yang diberikan oleh perjanjian
internasional mengenai pengawasan senjata, tindakan membangun kepercayaan,
masalah yang berkaitan dengan non-proliferasi senjata pemusnah massal,
perluasan kerjasama dalam memerangi terorisme dan penyelesaian konflik regional,”
imbuh dokumen yang diteken Presiden Putin.
4.
Figur Ukraina
Menurut dokumen Rusia, AS dan Uni Eropa mendukung
kudeta di Ukraina yang telah menyebabkan perpecahan yang mendalam dalam
masyarakat Ukraina hingga berujung konflik bersenjata. Rusia juga mencatat
munculnya ideologi nasionalis sayap kanan dan unsur kesengajaan yang dibuat
agar Rusia menjadi musuh Ukraina. Hal itu menjadi sumber ketidakstabilan jangka
panjang di Eropa dan di perbatasan Rusia secara langsung.
5.
Masalah Nuklir
Masih menurut dokumen tersebut, Rusia siap untuk
membahas soal pembatasan potensi nuklirnya, tetapi hanya berdasarkan
kesepakatan bersama dan pembicaraan multi-lateral.“Pembatasan potensi nuklir
Rusia hanya bisa dilaksanakan jika itu untuk berkontribusi pada penciptaan
kondisi yang tepat yang akan memungkinkan pengurangan senjata nuklir, tanpa
merusak keamanan internasional dan stabilitas strategis,” tegas Pemerintah
Rusia dalam dokumen itu. Pada saat yang sama, Rusia berencana untuk mencegah
konflik militer dengan mempertahankan kemampuan nuklirnya sebagai deterent.
6.
Perang Informasi
Dokumen juga menyoroti layanan rahasia yang semakin
aktif dalam perjuangan untuk merebut pengaruh internasional. “Seluruh spektrum
politik, keuangan, instrumen ekonomi dan informasi telah dibawa dalam perebutan
pengaruh di arena internasional,” demikian kutipan poin “perang informasi” di
dokumen itu.
7.
Momen Penggunaan
Kekuatan Militer
Strategi ini memungkinkan penggunaan kekuatan militer
hanya dalam kasus-kasus ketika langkah-langkah lain untuk melindungi
kepentingan nasional tidak efektif.
8.
Masalah Ekonomi
Stabilitas ekonomi Rusia berada dalam bahaya karena
tingkat dari daya saing dan ekonomi yang rendah. Menurut dokumen strategi itu,
masalah ekonomi Rusia juga menjadi ancaman. Rusia juga mempersoalkan
pengembangan teknologi maju, kerentanan sistem keuangan, ketidakseimbangan
sistem anggaran, gejala korupsi dan kriminal hingga pembangunan di daerah yang
tidak merata.
9.
Solusi Ekonomi
Pemerintah Rusia berencana mengambil langkah-langkah
strategis untuk mengatasi masalah ekonomi. Beberapa langkah yang termuat dalam
dokumen itu di antaranya, penyeimbangan anggaran, pencegahan arus modal keluar
dan pengurangan inflasi. ”Untuk menangkal bahaya keamanan ekonomi, pemerintah
akan melaksanakan kebijakan sosial dan ekonomi nasional yang meliputi penguatan
sistem keuangan, memastikan kedaulatan dan stabilitas mata uang nasional,”
imbuh dokmen tersebut. Rusia juga menganggap pengembangan hubungan dengan
China, India, Amerika Latin dan Afrika sangat penting.
Sumber :
dokumen_strategis_keamanan_nasional_rusia_2016
keamanan-nasional-rusia-2016-1451614860
Komentar
Posting Komentar